Seperti yang dikutip dari laman Standard Media, Sabtu, 26 September 2015, Abigail Hall, 18 tahun, dilaporkan pingsan dan meninggal setelah kurang dari seminggu berada di universitas. Pacarnya, Josh Thompson, yang mengajar tenis di Corfu, pulau kecil di Yunani, segera terbang kembali ke Inggris.
Setelah meminta izin orang tuanya, Josh meletakkan cincin di jari Hall. "Abigail Hall dan saya sekarang telah menikah. Dia adalah hidup saya," ujarnya. Josh, yang sebelumnya telah berencana untuk melamar Abigail, menambahkan di Facebook, "Kata-kata tidak bisa mengungkapkan cinta saya untuk dia. Dia alasan saya akan bangun di pagi hari."
Josh juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas dukungan yang telah mereka berikan kepada keluarga Abbie dan dirinya sendiri. "Hidup tidak akan pernah sama lagi. Kita perlu terus mendukung satu sama lain," ujar Josh.
Abigail berasal dari Doncaster, South Yorks. Ia baru mulai belajar di Universitas Sheffield Hallam di bidang ilmu biomedis. Abigail ditemukan teman-teman di flatnya di kota pada Rabu. Kepolisian Yorkshire Selatan Polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda mencurigakan yang menunjukkan adanya tindakan kekerasan sebelum Abigail meninggal.
Temannya yang berduka ikut belasungkawa di media sosial dan memuji sikap Josh. "Saya benar-benar kehilangan kata-kata, ini adalah contoh dari cinta. Sangat indah. Dia akan senang dengan cincin itu dan tampak begitu indah di jari manisnya," kata sahabatnya, Nina Andreia. "Selalu memikirkan engkau dan keluarga Abbie di saat yang sulit ini. Tetap kuat."
source:http://dunia.tempo.co/read/news/2015/09/27/117704253/atas-nama-cinta-pria-ini-nikahi-mayat-kekasihnya
